Jenis aki motor kering dan basah merupakan dua komponen penting dalam kendaraan. Dua jenis aki ini memiliki perbedaan mendasar yang mencakup cara kerja, karakteristik, hingga soal perawatannya. Lantas, apa saja perbedaan dari dua jenis aki tersebut? Simak pembahasannya sebagai berikut.

Aki Motor Kering vs Basah, Mana yang Lebih Baik bagi Kendaraan?
Pada dasarnya, aki merupakan komponen utama dalam kendaraan bermotor. Komponen ini bekerja untuk menyimpan daya dalam sistem kendaraan yang dapat memercikan api, sehingga pembakaran mesin pun berlangsung secara optimal.
Mengenal Aki Basah dan Kering
Biasanya, aki basah memiliki bentuk fisik kemasan semi transparan, sehingga pengguna bisa melihat kadar air yang masih tersedia. Jenis air aki yang terdapat dalam komponen ini disebut juga dengan air zuur.
Air zuur sendiri merupakan cairan yang berfungsi sebagai peredam. Di dalam kemasan tersebut, terdapat cell-cell yang menjadi tempat dari air zuur. Ketika setiap cell tidak terendam dengan air, arus yang tersimpan juga akan menjadi berkurang.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya oksidasi, sehingga lempengan cell bisa berkarat dan sistem kelistrikan menjadi tidak optimal. Jika sudah begini, lampu sepeda motor dapat mulai meredup. Bahkan, suara klakson juga menjadi kurang kencang.
Ketika jumlah air aki berkurang, pengguna harus menambahkannya. Dengan begitu aki dapat menyuplai listrik dengan baik. Hal inilah yang menjadi perbedaan dasar aki motor kering vs basah pada kendaraan. Penggunaan aki kering tersebut memungkinkan pengguna tidak perlu repot untuk mengisi ulang air aki.
Sekilas Tentang Aki Kering
Sebenarnya, jenis aki kering merupakan pengembangan dari aki basah. Komponen ini memiliki bentuk kemasan berwarna gelap yang tidak bisa dilihat bagian dalamnya.
Masing-masing aki kering menawarkan varian warna yang berbeda. Di antaranya adalah biru, putih, kuning, dan juga hitam.
Tak banyak yang tahu bawa isi aki kering bukanlah air, melainkan berbentuk gel. Tingkat penguapan yang dimiliki jenis aki ini cenderung kecil lantaran pembuangannya tidak keluar dan volumenya menjadi tetap. Perawatan aki kering juga jauh lebih simpel dibandingkan jenis aki basah.
Perbedaan Aki Kering vs Basah
Sebenarnya, aki motor kering dan basah sama-sama memiliki kandungan air khusus. Hanya saja, jenis cairan yang diisi tidak sama dengan perawatan berbeda pula. Berikut perbedaan aki kering vs basah dilihat dari beberapa faktor dasar.
1. Kemasan
Aki basah menggunakan kemasan dengan wadah semi transparan untuk memudahkan pengecekan air aki. Sementara itu, aki kering menawarkan warna kemasan yang cenderung gelap, sehingga bagian dalam produk tidak akan terlihat secara kasat mata.
2. Bentuk Elektroda
Setiap aki membutuhkan elektroda berbentuk cairan elektrolit. Cairan ini memudahkan proses penyimpanan dan penghantaran listrik. Elektroda aki basah berbentuk carian. Sementara pada aki kering menggunakan elektroda berbentuk gel.
Berdasarkan bentuk elektroda tersebut, air aki basah cenderung cepat menguap sehingga membutuhkan pengisian secara berkala. Berbeda dengan elektroda gel yang tidak mudah menguap, sehingga lebih awet dalam jangka panjang.
3. Perbedaan Harga
Berbicara soal harga, aki basah dibanderol cukup murah di pasaran. Jenis aki basah juga mudah ditemukan di mana saja. Sementara itu, aki kering dibandrol dengan harga yang jauh lebih mahal. Khusus beberapa merk aki kering sulit didapatkan di pasaran, sehingga konsumen harus melakukan pemesanan sebelumnya.
Penyebab Aki Kering Ngedrop
Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan aki motor kering mudah ngedrop. Di antaranya adalah sebagai berikut.
• Kurangnya daya: Kurangnya pengisian daya dapat membuat aki cepat ngedrop. Kondisi ini terjadi karena mesin kurang lama dinyalakan, sehingga aki tidak terisi dengan optimal. Alternatifnya, nyalakan motor dalam waktu yang cukup lama agar aki bisa terisi hingga penuh.
• Sistem kelistrikan bermasalah: Masalah ini mencakup putusnya kabel, ausanya kabel, hingga terjadinya korsleting pada kabel.
• Aki sudah tua: Aki yang sudah lama digunakan akan kesulitan untuk menampung daya listrik. Akibatnya, kapasitas daya aki akan menurun drastis, sehingga membuat komponen harus sering diisi ulang.
• Terlalu banyak aksesori: Pemasangan aksesori yang membutuhkan daya besar dapat menguras daya aki secara cepat. Oleh sebab itu, lakukan modifikasi aksesori secukupnya dengan tetap memperhatikan kapasitas daya listrik pada kendaraan.
Cara Memperbaiki Aki Kering Ngedrop
Terkadang, pengendara merasa kesulitan untuk memperbaiki aki motor kering yang ngedrop. Agar tidak salah dalam menangani masalah ini, simak pada pembahasan berikut.
- Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk memperbaiki aki kering. Lalu, matikan motor dan letakkan di tempat yang aman.
- Sebaiknya, gunakan kacamata dan sarung tangan untuk melindungi tubuh dari resiko berbahaya. Siapkan berbagai alat dan bahan yang dibutuhkan. Misalnya seperti air suling, pengisi daya aki, kunci pas, obeng minus, lem tembak, suntikan tinta, dan perlengkapan pembersih.
- Langkah berikutnya, perhatikan pada poin-poin berikut.
• Lepaskan aki: Matikan motor dan lepaskan kabel negatifnya terlebih dahulu. Lalu, lepaskan kabel positif dan penjepit aki. Jika sudah, angkat aki dari tempatnya.
• Bersihkan terminal: Bersihkan aki dan terminal kabel dari korosi ataupun endapan dengan menggunakan sikat kawat yang halus.
• Cek elektrolit: Cek tingkat elektrolit di sel aki motor kering. Jika rendah, tambahkan air suling yang bersih sampai batasan tanda. Namun, jangan mengisinya terlalu penuh, karena dapat menimbulkan cairan memuai.
• Isi ulang aki: Gunakan pengisi daya aki untuk memperbaiki aki kering yang ngedrop. Prosedur pengisian ini bisa berbeda-beda, jadi sesuaikan dengan petunjuk produsen. Penting untuk diingat, taruh aki di tempat yang aman dengan ventilasi baik sebelum melakukan proses isi ulang.
• Uji tegangan aki: Ukur tegangan aki dengan menggunakan multimeter. Umumnya, tegangan normal berkisar antara 12.6 volt. Jika tekanan rendah, isi ulang lebih lanjut dengan pengisi daya yang memberikan dukungan equalizing charge. Kemudian, pasang semua kabel aki dengan baik.
• Pasang dan uji aki: Pasang aki di tempatnya dengan menghubungkan kabel positif. Lalu, beralih ke kabel negatif. Dalam proses ini, pastikan semua klem dan penjepit terpasang dengan kencang dan aman. Nyalakan motor dan cek fungsi lampu serta komponen elektronik lainnya, sehingga motor bisa dinyalakan dengan lancar.
Jenis Aki Mana yang Paling Awet?
Terkadang, konsumen bingung untuk memutuskan jenis aki manakah yang awet untuk digunakan. Sebenarnya, penggunaan aki kering vs basah bisa saja berbeda, tergantung pada tingkat perawatan yang dilakukan pengendara.
Menurut video di kanal Youtube Dewantara Accu, berdasarkan pengalaman di lapangan saat melayani konsumen dengan berbagai kasus, ada yang memakai aki kering belum sampai satu tahun sudah ganti. Begitu juga dengan aki basah, ada yang belum satu tahun sudah minta diganti. Namun, ada pula yang memakai aki kering sampai dua hingga 3 tahun baru ganti. Tingkat keawetan aki ini dipengaruhi oleh kondisi kendaraan, aspek modifikasi, kebiasaan menstarter, hingga kualitas aki itu sendiri.
Aki motor kering menjadi salah satu komponen penting dalam kendaraan. Jenis aki ini memiliki tingkat keawetan yang baik dengan metode perawatan minim. Agar aki kering dapat digunakan dalam jangka panjang, perhatikan tingkat perawatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. /Siti



